Artikel ini berbasis dari tugas kelompok biologi kelompok Biologi yang
diberikan oleh bapak Marto Spd.Bio di kelas IX-B SMP Negeri 1 Arut
Selatan, adapun anggota kelompok kami :
- Bagas Tri Wibowo
- Muhammad Reza Mahendra
- Dimas Sigit Adhi Pramudya
- Jonantha Adi Tantio Monas
Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat yang
tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh. Sistem ekskresi pada manusia terdiri dari ginjal, paru-paru, kulit, dan hati. Sama seperti
sistem organ lainnya, sistem ekskresi juga rentan terkena penyakit. Berikut
adalah penyakit pada sistem ekskresi manusia berdasarkan organnya. Langsung
saja kita simak yang pertama:
1. Penyakit pada Sistem Ekskresi
Ginjal
1.1. Albuminuria
Albuminuria
adalah suatu kelainan pada ginjal dimana di dalam urine terdapat albumin
(protein). Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus yang menyebabkan
protein lolos dan masuk ke dalam nefron. Ciri-cirinya adalah timbulnya busa
yang berlebihan saat buang air kecil.
1.2. Batu Ginjal
Batu ginjal
adalah penyakit yang ditandai dengan adanya pengendapan garam kalsium di dalam
rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk
kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan
kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi
garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal dapat
menyebabkan penyempitan saluran buang air kecil. Batu ginjal dapat dihancurkan
dengan operasi sinar laser.
1.3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal
adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat
penyaring darah). Penderita gagal ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci
darah secara berkala. Dengan menggunakan alat yang disebut dialisator darah
dari penderita dikeluarkan dari arteri (tabung atas), melewati perangkap
gelembung, dan masuk ke dalam ginjal tiruan. Darah yang sudah dimurnikan keluar
dari ginjal buatan (bawah), dan dikembalikan ke urat dalam lengan (tabung
bawah). Penderita gagal ginjal tetap dapat ditolong dengan mencangkok ginjal.
Ginjal sakit yang dimiliki penderita biasanya diambil. Arteri dan uratnya
diikat (agar putus hubungan), kecuali cabang yang berhubungan dengan kelenjar
adrenal. Kemudian ginjal yang sakit tersebut diganti ginjal yang sehat dari
donor yang sesuai.
1.4. Diabetes Melitus
Diabetes
melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam urine
yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Hal ini disebabkan karena
proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah
meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya,
glukosa diekskresikan bersama urine. Diabetes melitus harus dikelola dan
dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta
dapat mencegah terjadinya komplikasi.
Diabetes
insipidus dapat timbul secara perlahan maupun tiba tiba pada segala usia.
Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria dan polidipsia.
Jumlah produksi urin maupun cairan yang diminum per 24 jam sangat banyak.
Selain poliuria dan polidipsia, biasanya tidak terdapat gejala-gejala lain,
kecuali bahaya baru yang timbul akibat dehidrasi yang dan peningkatan
konsentrasi zat-zat terlarut yang timbul akibat gangguan rangsang haus.Sehingga
kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita bisa minum sejumlah
besar cairan (3,8-38 L/hari) jika kompensasi ini tidak terpenuhi maka dengan
segera akan terjadi dehidrasi yang menyebabkan tekanan darah rendah dan syok,
penderita terus berkemih.
1.5. Radang Ginjal
Radang
ginjal disebut nefritis. Radang ginjal terjadi karena adanya kerusakan nefron,
khususnya glomerulus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron
mengakibatkan urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu
sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki. Penderita nefritis bisa
disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah
biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki
kesesuaian jaringan dengan organ penderita.
1.6. Diabetes Insipidus
Diabetes
insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam jumlah yang banyak yang
disebabkan oleh dua hal :
- Gagalnya pengeluaran
vasopressin
- Gagalnya ginjal terhadap
rangsangan AVP
Diabetes
insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan, penyakit ini diakibatkan
oleh berbagai penyebab yang dapat menganggu mekanisme neurohypophyseal – renal
reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkoversi air
Diabetes
Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormone antidiuretik
yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah
besar air kemih yang sangat encer (poliuri).
2. Penyakit pada Sistem Ekskresi Hati
2.1. Hepatitis
Hepatitis
adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa
macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan
oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh
virus hepatitis A. Pencegahannya adalah dengan melakukan vaksinasi.
Virus
hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat
buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah
yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Virus hepatitis B
penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra
seksual
2.2. Penyakit Kuning
Penyakit
kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan
empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk
ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat
kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun
berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh
darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan
empedu
.
2.3. Sirosis Hati
Sirosis hati
adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat
terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati adalah
salah satu penyakit sepuluh besar di dunia yang menyebabkan kematian. Sirosis
hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena
alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan
saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk
mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut
membesar, mata kuning serta koma hepatikum).
2.4. Kanker Hati
Kanker hati
terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang
banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi
akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena
virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.
2.5. Perlemakan Hati
Perlemakan
hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai
lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi
menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul
karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis),
maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
3. Penyakit pada Sistem Ekskresi Kulit
3.1. Jerawat
Jerawat
adalah penyakit yang biasanya muncul di wajah, leher, punggung, bahu, dada,
bahkan di lengan atas. Jerawat disebabkan oleh tersumbatnya pori-pori kulit
oleh kotoran.
3.2. Dermatitis
Dermatitis
adalah penyakit peradangan pada kulit dan ditandai dengan kulit yang
membengkak, memererah, dan gatal-gatal.
3.3. Panu
Panu adalah
penyakit yang disebabkan oleh jamur dan menimbulkan rasa gatal. Rasa gatal akan
semakin terasa jika terkena keringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih,
coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita. Panu paling banyak
dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan
pada penderita berumur tua.
3.4. Kudis
Kudis
(skabies) disebabkan oleh tungau yang dikenal dengan nama Sarcoptes scabiei.
Kudis adalah penyakit yang menular. Penderita akan merasa gatal yang luar
biasa. Penyakit ini seringkali dijumpai pada anak-anak. Kudis biasanya
ditemukan pada selah-selah jari tangan, pergelangan tangan, dan pinggang batas
celana.
3.5. Eksim
Eksim
ditandai dengan badan yang meradang dan iritasi. Eksim disebabkan oleh beberapa
faktor, misalnya setelah memegang sabun ternyata tangan terasa gatal. Gejala
yang timbul pada kulit bervariasi, ada yang terasa gatal ringan dan ada juga
yang merasaan panas.
4. Penyakit pada Sistem Ekskresi Paru-Paru
4.1. Pneumonia
Pneumonia
biasa disebut radang paru-paru. Pneumonia dapat timbul di berbagai daerah di
paru-paru. Pneumonia lobar menyerang sebuah lobus atau potongan besar
paru-paru. Pneumonia lobar adalah bentuk pneumonia yang mempengaruhi area yang
luas dan terus-menerus dari lobus paru-paru. Penyebab utama pneumonia adalah
infeksi bakteri, sering kali dari jenis Streptococcus pneumoniae. Pneumonia
dapat dipicu menjadi permasalahan sekunder oleh infeksi virus di saluran
pernapasan atas, seperti flu.
4.2. Tuberkulosis
Penyakit
tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh bakter Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat
bintil-bintil. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita
batuk. Gejalanya adalah batuk berdahak lebih dari tiga minggu dan terkadang
mengeluarkan darah. TBC dapat menyebabkan kematian.
4.3. Asma
Asma adalah
penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan
penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembuluh
tenggorokan. Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme.
Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau
kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya.
Kondisi lingkungan yang udaranya telah tercemar akan memicu serangan asma.
Walau serangan sesak napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat bila
tidak ditangani dapat menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat
bernapas.
4.4. Bronkitis
Bronkitis
adalah peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru).
Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya
adalah asap rokok, debu, atau polutan udara. Gejalanya adalah batuk disertai
demam atau dahak berwarna kuning karena infeksi kuman.
4.5. Emfisema
Emfisema
adalah kondisi di mana kantung udara di paru-paru secara bertahap hancur,
membuat napas lebih pendek. Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas
alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam
paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan
dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari
paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin
adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.